Sabtu, 11 April 2020

Lupus 1986

Gara-gara Live IG bersama teman saya Harry, yang sama-sama mengkoleksi  buku-buku jaman dulu. Malam itu akhirnya saya memutuskan untuk membaca lagi Kejarlah Daku Kau Ku Jitak. Buku favorit saya jaman SD dulu. Padahal Lupus sendiri adalah bacaan anak SMA kala itu. Tapi saya membacanya dan saya suka sekali. Maksudnya saya suka sekali membaca, pun menyukai Lupus.

Ada sedikit ragu dalam hati ketika cover depan novel ini ada di hadapan saya. Duh, ribet amat yah. Baca mah tinggal baca aja kali Nik. Ujar kata hati saya yang menguasai sebagian hati sebelah kiri. Namun kata hati saya yang sebelah kanan saya sebaiknya waspada. Efek yang ditimbulkan dari menyusuri kembali masa lalu memang cukup besar biasanya. Apakah menjadikan hati saya bahagia, ataukan menimbulkan kesedihan yang akan merusak kenyamanan saya malam itu.

Teori saya tentang kenangan memang sedikit pesimis. Dalam kamus hidup saya, tidak ada yang namanya kenangan indah. Meskipun kenangan yang berupa sekelebat tawa, senyum bahagia dan indahnya rupa, tetap saja menimbulkan efek pedih meski hanya setitik.

Nggak percaya?

Lalu saya pun melakukan beberapa eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori saya ini, karena selama ini saya tidak pernah serius menggarap teori ini. Hanya dirasakan, lalu sibuk bertanya dalam hati.. 'lho kok gini ya? ini kan kenangan indah.. kenapa aku nangis?'. Ituuuuu terus yang saya tanyakan dan rasakan. Hingga akhirnya saya pun merasa harus menelusuri dan mencari bukti bahwa pemikiran saya benar adanya.

Mengingat-ingat kenangan indah bersama Bapa. Hmmm... Aha! Lagu Bapa untuk saya. Begini bunyinya :

'Manik Purwakrishna.. Camperenik Panggeulisna..
Saur Bapanaaaaaaa..'

Lalu ia menggelitik pinggang saya.

Hmmm.. Tuh kan, ini seharusnya indah. Namun sekarang saya tidak bisa membendung air mata.


Saya mencoba objektif. Mungkin saya sedih karena Bapa udah nggak ada. Jadi kesedihan saya ini lebih kepada karena kangen Bapa.

Oke, failed!

Kita lanjutkan mengingat kenangan indah bersama orang yang disayangi dan masih ada. Ibu.
Kenangan manis saya sama Ibu... mmmm.. banyak. Oke kalo gitu, masa ketika saya menjadi juara 1 lomba busana di acara 17 Agustusan di komplek rumah saya.
Saya nyaris ingat semuanya. Baru masuk SD kala itu. Saya memakai baju adat Jawa berwarna Nila. Sanggulnya, asesorisnya, semua milik sendiri. Ibu yang beli. Make up nya, Ibu yang dandani. Memang saya nampak lebih sederhana dari yang lain. Yang lain nampak lebih mewah karena rata-rata menyewa di salon atau tempat penyewaan baju daerah.

Saya bahagia, Ibu pun bangga. Mungkin tak hanya bangga karena putri semata wayangnya jadi juara, namun ia pun bangga akan hasil karyanya yang mampu mengalahkan salon-salon kenamaan.
Hmmm.. saya pedih lagi. Kebersamaan macam itu tak kan terulang kembali. Kini Ibu yang lebih sering menanyakan pendapat saya tentang penampilannya.

Teori saya hampir mendekati kebenaran.
Berkali-kali memikirkan kenangan indah dan hasilnya tetap sama bahkan ketikan saya mencoba menerapkannya pada kenangan indah yang terkini, yaitu anak-anak sendiri.


FIXED!


Saya tetap sedih mengingat Malaki yang masih bayi, dan masa-masa Mirkal yang belum tumbuh gigi.
Dan setelah ditelusuri, semua kenangan indah ini, menjadi menyakitkan karena satu alasan, yaitu..

TAK AKAN TERULANG KEMBALI.


Teori saya valid. Kenangan indah itu tidak ada. Semua kenangan itu menimbulkan kepedihan meski sekecil debu. Untuk itu, nama yang paling tepat untuk mengganti kenangan indah ya hanya.. KENANGAN MASA LALU. Kenangan yang telah berlalu. Kenangan yang tak akan pernah kembali.




Baik. Kembali pada Lupus. Akhirnya saya memutuskan untuk membacanya. Saya kembali ingin membuktikan teori ini, walaupun saya sudah sepakat akan kebenarannya. Namun saya kembali merasa harus mengetes ulang. Siapa tau teori saya sudah berubah. Bukankah ilmu pengetahuan itu berkembang? Bahkan Newton saja akhirnya ada yang memperbaharui. Apalagi teori receh macam saya yang metodenya hanya memakai perasaan.


Membuka halaman pertama, seraya mencium bau lama dari kertas yang telah menguning, membuat saya termenung mengingat dua orang yang memperkenalkan saya pada buku favorit saya ini.
Tentu saja ada yang memperkenalkannya, karena saya dulu anak SD yang hobby baca novel. Setelah ngefans banget sama novel-novel terjemahan karya-karya Enid Blyton dan Astrid Lindgren, menemukan Lupus seperti menemukan taman bermain yang baru. Tata bahasa sehari-hari jauh dari EYD, tokoh yang lucu, dan yang pasti dari berbagai faktor yang ada, yang paling penting kenapa saya menyukainya adalah karena Lupus membuat Manik kecil begitu bahagia.
Dan dua orang yang memperkenalkan saya pada Lupus, yaitu kakak-kakak sepupu perempuan saya, kini telah tiada.

Saya masih mencoba untuk terus membacanya. Kini buku ini terasa begitu tipis untuk ukuran sebuah novel. Bab demi bab yang dulu membuat saya terpingkal-pingkal saat membacanya kini tidak lagi. Mungkin akibat kelucuan-kelucuan yang lebih dahsyat lainnya yang saya alami dalam hidup saya. Sehingga kekonyolan Lupus tak lagi terlalu menggelitik otak saya yang kini sudah dewasa. Lupus mampu membuat Manik kecil 30 tahun yang lalu terbahak-bahak. Kini, Manik dewasa hanya tersenyum.

Buku Kejarlah Daku Kau Ku Jitak sudah saya tamatkan.
Lalu apa yang saya rasakan?
Ternyata saya sudah terperosok jauh ke jurang kepedihan yang mendalam. Bukan hanya terkenang momen tertawa saat membacanya di akhir tahun 80an itu bersama dua kakak sepupu perempuanku. Tapi kepedihan atas cerita Lupus itu sendiri.

Sedih mengenang tahun-tahun yang sarat akan kesederhanaan jaman.
Pedih mempertanyakan kehadiran tokoh-tokoh di buku itu kini. Masihkah ada di suatu tempat, atau berada bersama sepupu-sepupuku di sana.
Perih karena aku telah berada di masa yang sangat jauhhhhh dari usia Lupus tokoh idola masa kecilku itu. Bahkan mungkin usiaku kini lebih tua dari tokoh ibu Lupus.
Dan yang paling menyakitkan adalah menyadari bahwa waktu tak kan pernah kembali lagi.


Lupus. Cetakan pertama tahun 1986. Kenangan masa lalu yang selalu akan ku simpan rapi dalam kotak kecil berpita biru muda di salah satu sudut hatiku. Sesekali kan ku buka jika ku rindu Manik kecil yang rambutnya diikat buntut kuda.

Jadi melalui tulisan ini saya nyatakan, bahwa teori kenangan-indah- itu-tidak ada, akan segera saya publikasikan sebagai penemuan saya terbaru.

Lam Niez,


Manik Prajana






Minggu, 03 April 2016

Pendidikan Kecewa untuk Anak

Badai Pasti Datang.

Begitu judul undangan kajian Islam ilmiah yang saya baca beberapa bulan lalu. Cukup jleb, mengingat saya pun baru baca berita tentang PHK di beberapa perusahaan di Indonesia saat ini.
Bukan ingin sok berat ngomongin PHK-PHK-an, atau ngomongin keadaan ekonomi Indonesia. Toh jujur saya ngga paham betul soal ini. Apalagi dikaitkan dengan krisis ekonomi dunia. Sudahlah. Saya beneran ngga ngerti. Ini bukan bidang saya. Saya tuh baca berita aja kadang headline-nya doang.

Tapi mendengar kata PHK, saya sangat merinding, semerinding membayangkan ada sepasang mata menyeramkan yang mengintai saya dari jendela kamar.

PHK.
P.
H.
K.

PHK.

Mendengarnya saja saya langsung ingin menutup mata dan telinga.
Ngga cuma bikin merinding. Tapi sekaligus bikin lutut saya bergetar kaya ketemu 'musuh-musuh' saya. Maklum saya seorang Alektorophobia* dan Cynophobia*. Mungkin sekarang harus ditambah lagi dengan PHKphobia.

...menghela nafas panjang...
 
***

Bukan ingin sok-sok-an prihatin pada korban PHK. Tapi ketahuilah bahwa saya sangat merasakan situasi itu. 

Bapak saya di-PHK di tahun 1998. Sama dengan hampir 7 juta orang yang di PHK di Indonesia berdasarkan data Depnaker tahun yang sama. Ya, Bapak mungkin termasuk di dalamnya. 

Saat itu saya baru aja masuk kuliah tingkat pertama. Belum banyak mengerti tentang beratnya kehidupan. Tapi yang pasti waktu itu saya mulai bertanya.. Kenapa Bapak sekarang setiap hari di rumah? Biasanya bahkan di Bandung aja jarang. Bapak selalu ada di proyek, di luar Bandung dan luar pulau Jawa. 

Dan begitulah akhirnya mereka bicara pada anak-anak bahwa Bapak tak lagi bekerja. Kita semua harus sama-sama prihatin dengan keadaan ini sampai Bapak punya pekerjaan baru lagi.

Saking besarnya issue PHK kala itu, sampai-sampai Universitas mengumumkan bahwa ada beasiswa khusus untuk mahasiswa korban PHK. Artinya saya memang tidak sendiri. Banyak mahasiswa lainnya mengalami hal sama dengan saya.

Singkat kata, sejak saat itu musik bagi saya tak sekedar hobby. Tapi arena mencari rejeki. Allah Maha Mengatur, saya pun lalu diajak bergabung dengan band yang akhirnya menjadi 'kantor' saya selama 15 tahun. Setengah perjalanan kuliah saya, saya membiayai sendiri semuanya. Alhamdulillah.


***

Andai saya sering diberi tahu, bahwa hidup tak selamanya indah.
Andai saya sudah dibekali, bahwa akan ada kejadian-kejadian mengejutkan dalam hidup yang kadang tak sesuai rencana.
Andai saya sering diberi informasi, bahwa hidup memiliki tawa dan tangis.

Mungkin saya tak akan terlalu shock. Mungkin saya tidak akan menatap iri teman-teman saya yang beruntung. Mungkin saya bisa lebih kuat.
Tapi saya bukan menyalahkan orang tua. Saya yakin mereka sepanjang hidupnya selalu berjuang untuk saya dan kaka adik saya agar kami selalu terpenuhi segala-galanya dan bahagia. Begitulah cita-cita semua orang tua. Semoga Allah menyayangi orang tua saya seperti orang tua saya menyayangi saya sewaktu kecil.

Namun dari semua kejadian yang pernah saya alami, saya pun belajar banyak untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi. Orang tua yang mendidik tak hanya soal aspek-aspek kecerdasan, tapi juga mendidik berbagai aspek kehidupan, yang di dalamnya ada sebuah hal bernama bahagia, dan sebuah hal bernama kecewa yang berakhir duka.

Maka kini, walaupun anak-anak saya masih berusia dini. Saya dan suami tak pernah ragu untuk mengatakan berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan kita, kini dan di kemudian hari. Mungkin mereka belum paham betul apa yang kami katakan. Tapi saya yakin pembiasaan istilah-istilah ini akan mereka mengerti nanti. Mereka jauh lebih cerdas dari yang kita bayangkan.

Pada mereka, kami katakan :

1. Kalian tak selamanya selalu mendapatkan apa yang kalian inginkan. 

Haha. Berat ya nampaknya? Apalagi buat anak sekecil Mirkal yang baru 3 tahun. Tapi begitulah.. Saya dan suami tak selalu memberikan apa yang mereka inginkan walaupun mereka menjerit-jerit sekali pun. Jeritan dan tangisan itu akan berakhir jika mereka lelah. Cuma kita nya aja yang harus tahan diliatin orang.. :p
Maknanya ya biar mereka paham aja, bahwa kita tak selamanya punya uang untuk memenuhi keinginan mereka. Bisa jadi karena keadaan ekonomi kami sedang tidak terlalu beruntung, atau bisa jadi karena apa yang mereka inginkan memang tidak mereka perlukan. Hanya sekedar keinginan yang diliputi hawa nafsu.

2. Jika punya keinginan, mintanya sama Allah. 

Lucu rasanya mendengar percakapan suami saya dan si bungsu.
'Pop, Mirkal mau Hotwheels...'
'Mintanya jangan ke Popop dong, tapi sama siapa?'
'Allahhhh...'
Hihihii.. dibiasain aja dulu. Nanti juga paham. Emangnya jaman kita dulu langsung ngerti arti lagu Potong Bebek Angsa atau Balonku??? Saya yakin di usia itu kita cuma hafal, yang nyanyinya juga belum pake penghayatan :p
Sampai akhirnya suatu ketika saya sedang bicara sendiri, dan mengungkapkan sebuah keinginan..
'Duh, Momom pingin makan nih..' Dan Mirkal nyeletuk...
'Mintanya sama Allah..' HAHAHAHAHAHAHA!! Kzl.
Maknanya ya biar mereka belajar tentang TAUHID, dan belajar untuk bergantung sama Allah. Bukan kepada ayah dan ibunya, karena orang tua juga manusia yang tak selamanya ada untuk mendampingi mereka.

3. Kita semua pasti meninggal.

Jika dulu kata-kata meninggal yang terucap didengar orang tua langsung diikuti oleh kata naudzubillah atau amit-amit, tidak demikian dengan anak-anak saya. Mereka kami biasakan untuk biasa-biasa saja menghadapi kata meninggal. Ya meninggal, bukan sebuah kata yang harus diamit-amiti, karena memang benar-benar pasti terjadi. Saya katakan pada mereka bahwa saya dan ayahnya pasti meninggal tapi entah kapan. Begitupun dengan mereka.
Maknanya ya agar mereka mengerti makna kehilangan, mengerti menerima takdir Allah, dan siap dengan apa yang akan terjadi.
Ketika menerapkannya pada mereka memang sedikit agak drama. Saya sendiri sedih. Tak sanggup membayangkan akan meninggalkan mereka saat mereka masih butuh bimbingan kami. dan tak sanggup pula membayangkan kehilangan mereka. Kali ini, kami semua belajar bersama.
Kini, Malaki malah sering ngomong kaya gini kalo saya lagi sakit.
'Momom, sakit? Tapi jangan meninggal yah. Nanti aja kalo Kayi udah gede.' Hahahahhahahahha.. Tawaku berderai sambil mengalirlah air mataku.

***


Badai pasti berlalu itu bermakna positif dan mengobarkan semangat, tapi kita pun jangan lupa bahwa badai pasti datang, agar kita selalu menggantungkan diri pada Allah saat kita sedang baik-baik saja dan waspada.
Karena hidup tak selamanya bahagia, tapi juga penuh duka dan rasa kecewa. Anak-anak pun perlu tau itu. Agar mereka siap dan kuat menghadapinya.

Ketika dirundung duka, yakinlah segalanya akan segera pergi. Dan ketika sedang bahagia, bersiaplah agar tak terlena dunia.
Badai pasti berlalu, tapi badai pasti datang. 





*Alektorophobia : Takut pada ayam.
* Cynophobia : Takut pada anjing

Selasa, 19 Januari 2016

Malaki dan Konsentrasi

Bulan November lalu, saya ditampar oleh sebuah kejadian. Kala itu, Malaki, anak sulung saya baru pulang ke rumah setelah dirawat di rumah sakit selama 3 hari.

Sepulang dari rumah sakit, besoknya saya ke sekolah untuk ngasihin surat sakit dari dokter sambil mau minta buku-buku lembar kegiatan di sekolah yang tertinggal selama Malaki sakit ditambah bedrest di rumah lagi selama seminggu.Sambil menyerahkan buku-buku kegiatan sekolah, bunda guru berpesan bahwa Malaki boleh mengisi semua halaman yang kosong, karena memang sudah tidak akan ada lagi kegiatan belajar mengajar di minggu depan.Tinggal menunggu dibagi raport.

Sesampainya di rumah, saya langsung membuka 5 buku-nya Malaki. Betapa kagetnya saya ketika menyadari kalau buku-buku Malaki ternyata lebih banyakkkk...........................................kosong.

APAAAAAAA??!!!

Banyak amat yang harus dia isi sekarang?!!! Dari kemarin selama 1 semester ini anak ini ngapain aja di sekolahhhhh?!!!Kok gurunya ngga kasih tau saya kalo Malaki ngga ngerjain apa-apa. Atau memang buku-buku ini sengaja ngga diisi karena belajarnya anak TK itu cuma bermain-main dengan aktivitas lain yang meminimalisir tulis-menulis di buku pelajaran?! *ngos ngosan*

Selama ini, sebagai ibunya saya mengenal dia sebagai anak yang cukup cerdas. Seluruh tumbuh kembangnya bisa dibilang sangat sesuai dengan tahapan pada kategori usia yang ditulis di berbagai literatur yang saya baca. Di usia belasan bulan dia sudah mengenal angka, huruf, bentuk, warna, banyak kosa kata baik Indonesia maupun Inggris. Lalu dia pun termasuk anak yang sangat kritis, mudah bergaul, dan mudah berkomunikasi. Sejak usia 4 tahun dia sangat tertarik pada science. Serta berbagai keterampilan yang membuat saya yakin Malaki adalah anak yang cukup cerdas. Tapi kenapa bukunya kosooooooooooooooooooooooooong??????!!!!!!!!!!!! *maaf agak lebay*

Tanpa berlama-lama, kebetulan saya pun orangnya ngga sabaran, keesokan harinya saya langsung menemui gurunya. Ternyata gurunya bilang memang benar Malaki tidak pernah mau menyelesaikan tugasnya kecuali pelajaran-pelajaran yang benar-benar dia suka. Dan pelajaran itu adalah Matematika dan Percobaan Sains Sederhana. Lagi-lagi memang benar, buku lembar kegiatan dia satu-satunya yang penuh hanyalah matematika. Huwaaaaaaaaa!!!!! 
Sedikit terselip rasa bangga karena matematika dan sains ngga saya banget, dan anak saya menyukainya. Tapi kalau mau masuk SD mana mungkin kaya gini, ngerjain tugas yang dia mau doang. Hmmmmm...

Saya sedikit tenang ketika Bu Guru bilang saya ngga perlu terlalu kuatir, karena anak TK ngga ada tuntutan untuk menyelesaikan tugas kaya anak SD. Biarkan dia menyukai dulu suasana belajar di sekolahnya lagian toh Malaki juga bukan ngga menyimak. Semua pertanyaan guru selalu dia jawab, dan keingintahuan Malaki sangat tinggi. Kita tunggu saja hasil Tes Kesiapan Masuk SD dari psikolog sekolah. Pokonya saya ngga perlu kuatir karena Malaki sangat pandai. Cuma satu saja PR-nya... MALAKI TIDAK BISA DUDUK TENANG.


JRENG JRENG!!!!



***


Ketika anak lain melipat lalu hasil lipatannya ditempel ke buku, Malaki ngga mau. Melipatnya aja belum selesai, apalagi sampai ke tahap menempelllll?!! 
Ketika anak lain menggambar, Malaki menggambar sebentar lalu pergi.
Ketika anak lain menggunting, Malaki mengggunting sebentar lalu lari.
Ketika anak lain ..................., Malaki ............................................. 
Ketika anak lain ..................., Malaki .............................................
Ketika anak lain ..................., Malaki .............................................
Ketika anak lain ..................., Malaki .............................................
Ketika anak lain ..................., Malaki .............................................
Ketika anak lain ..................., Malaki .............................................

Lalu Malaki ngapaiiin selama anak-anak lain ngapa-ngapain?!

Ternyata Malaki itu... :

Baca buku.
Maen bola.
Ngoprek-ngoprek benda yang ada di kelas.
Gangguin temennya.
Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ngga selamanya begitu sih. Tapi seringnya iya.
Ketika saya tanya kenapa dia ngga ngerjain apa-apa di bukunya, dia cuma jawab...
 'Abis Kayi bosen, Mom.'

*Momom rasanya pingin nyebur di lautan es kelapa muda*


***

Begitulah akhirnya. Hasil tes dari psikolog ternyata cocok dengan apa yang dikatakan bu guru. Alhamdulillah Malaki memiliki kecerdasan di atas rata-rata, namun membutuhkan terapi okupasi dan beberapa aktivitas yang bisa membantu meningkatkan rentang konsentrasinya. 

Lalu saya cari tau dan menemukan ini.. 


Malaki ngga sendiri. Ada banyak anak lainnya yang memiliki 'keunikan' yang sama.

Saya akan cerita di tulisan berikutnya tentang Malaki dan 'kegiatan barunya'. Yang pasti saya tidak patah semangat. Pada waktunya, Malaki pasti bisa belajar dengan lebih baik tanpa gangguan konsentrasi. Alhamdulillah saya 'ditampar' sejak dini supaya cepat ditangani.

Malaki tetap si jeniusku, seperti obrolan kami siang tadi ketika saya mencabut listrik kulkas karena bunga es di freezer yang sangat tebal.

'Mom, kenapa kulkasnya dibuka gitu? ngga dinyalain?'
'Iya, dimatiin.Tuh esnya tebel gitu. Biar mencair.'
'Ya ambil api dong. Terus dibakar. Jadi cepet.'

*Wooooowwwwwwwww.....*

'Itu kata siapa? Bu Guru?'
'Ngga. Kata Kayi aja.'
Sambil ngeloyor.


:D



Mutiara Ilmu :

Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : hadits hasan)[2]

Sumber : https://muslim.or.id/5598-ingat-mati.html 

Jumat, 15 Januari 2016

menelusuri jejak langkahmu

Dari sekian banyak mimpi yang saya miliki, 50 % di antaranya lahir saat saya masih kecil. Sisanya lahir dari masa-masa remaja, sudah mulai dewasa, dan tentu saja saat ini. Kalau  dijabarkan satu persatu nampaknya akan terlalu panjang untuk jadi sebuah pembuka tulisan.

Sebagian ada yang sudah terjadi, ada juga yang mungkin tidak akan pernah terjadi karena berbagai alasan akibat berubahnya pola pikir saya yang tentunya berkembang. Tapi ada satu impian masa kecil yang sampai saat ini selalu tertanam begitu dalam, sebagai sebuah cita-cita yang ingin diwujudkan suatu saat nanti.

Impian itu adalah....

JEPANG.

pic by Fuji Nurmandiri


Sebuah album foto berisikan rangkaian kebahagiaan seorang lelaki bernama Bapak, adalah bibit utama lahirnya impian ini. Album foto yang berumur lebih dari 30 tahun membuat seorang anak kecil yang kini sudah punya anak kecil juga menorehkan mimpi dalam hatinya... suatu saat harus melihat Fuji San.
Sebuah gunung yang menginspirasi Bapak untuk nama anak lelaki terakhirnya. Ya, adikku bernama Fuji.

Jika menyusuri album foto Bapak, salah satu tempat yang sering kali dibicarakannya adalah tempat main ski di Hakone, yaitu sebuah area pegunungan di daerah barat kota Tokyo. Hakone adalah bagian dari Fuji-Hakone-Izu National Park, yang terletak kurang lebih 100 km dari Tokyo dan merupakan lokasi terdekat untuk melihat keindahan Gunung Fuji. Sebuah gunung tertinggi dan tersuci di Jepang yang detail ketinggian dan sejarah terbentuknya bisa dengan mudah kita temukan di wikipedia :D

Jika saya diberi kesempatan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menikmati salah satu ciptaan-Nya yang begitu indah, saya akan mengunjungi beberapa tempat yang dibahas di H.I.S.
Bikin ngiler udah pasti.

Sebagai ibu-ibu beranak pinak, no 1 yang dicari pasti tempat yang ada fasilitas untuk anak-anaknya dan di sini ada ternyata.
  
Art Fujiten Snow Resort 

Fujiten Snow Resort adalah sebuah ski resort yang terletak di utara Gunung Fuji. Fujiten memberikan fasilitas dan pemandangan yang terbaik.Disini para wisatawan dapat bermain atau berolahraga dingin seperti ski dan terdapat area kusus bagi anak-anak.

 Fujiten-Snow-Resort

 

 

 

 

 

 

 

Shibazakura Festival

Shibazakura Festival merupakan festival nasional yang sangat terkenal di Jepang. Disini wisatawan dapat meihat pemandangan Shibazakura ( lumut) yang memiliki berbagai macam warna cantik yang dilatar belakangi dengan Gunung Fuji. Shibazakura Festival diadakan dari pertengahan April sampai awal Juni, lokasi festival ini berada di selatan Danau Motosuko di area lima danau yang berada di Gunung Fuji.


  Shibazakura-Festival


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fuji Q Highland

Fuji Q Highland adalah sebuah taman hiburan yang berada di kaki Gunung Fuji. Fuji Q Highland terkenal dengan permainan yang memacu adrenalin antara lain Fujiyama, Dodonpa dan Ejanaika.

 Fuji-Q-Highland

Lake Kawaguchiko

Lake Kawaguchiko atau Danau Kawaguci merupakan salah satu dari lima danau yang berada di Gunung Fuji.Danau Kawaguci adalah danau yang paling mudah di akses dari lima danau yang lain dengan kereta api atau bus yang memiliki jalur menuju Tokyo. Disini terdapat resort musim panas dengan tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi serta pemandangan Gunung Fuji yang sangat menawan.
 lake-kawaguchi


Chureito Pagoda
Pagoda Chureito adalah sebuah pagoda yang terdiri dari lima tingkat yang dilatar belakangi dengan Gunung Fuji. Pagoda Chureito merupakan bagian dari Arakura Sengen Shrine dan dibangun sebagai lambang perdamaian pada tahun 1963.
 Chureito-Pagoda


Semua tujuan wisata ini ada di H.I.S dan untuk memudahkan perjalanan kita, tinggal cari semua informasinya di HAnavi
 




Semoga suatu saat saya bisa mewujudkan impian ini, apalagi untuk menikmati makanan khas Gunung Fuji yaitu

Mie Houtou

Haoutou merupakan Mie tipis dengan ukuran yang besar yang direbus dan dicampurkan dengan miso dan sayur-sayuran musim seperti labu, jamur dan kentang. Houtou merupakan makanan yang sangat populer pada saat musimdingin.

 houtou

dan secangkir Ocha panas...




Image result for teh jepang ocha




Bapak memang sudah tak ada, tapi kenangannya akan Jepang tak pernah padam dalam hatiku. Akan ku telusuri jejak langkahnya suatu hari.

Minggu, 10 Januari 2016

Patah Hati Paling Dahsyat di Seluruh Alam Raya

Dear Sahabatku Sayang,

Kamu udah tidur saking cape ngangis seharian? Atau ngga bisa tidur karena inget terus?

Iya. Aku ngerti banget perasaan itu. Patah hati paling dahsyat yang pernah ada di seluruh alam raya ini.
Berkali-kali putus cinta, tapi sakitnya ngga ada yang ngalahin rasa kehilangan di hari ini.
Karena dia adalah lelaki pertama yang bilang kalo kita makhluk paling cantik di seluruh dunia.
Dia juga superhero pertama yang kita miliki.
Bahkan mungkin, dia adalah lelaki yang paling berat menyerahkan kita pada lelaki muda yang menginginkan kita, karena ia khawatir ada yang menyakiti hati putri pujaannya.

Selamat (mencoba) tidur, Sahabatku Sayang..
Walaupun mungkin kamu pura-pura bobo biar anak-anak gak ada yang tau kamu masih nangis.
Dan besok lusa dan seterusnya, kamu pun akan berusaha tersenyum dan menjawab dengan sebaik-baiknya, pertanyaan tentang kakek. Padahal, untuk berdiri saja kamu sulit. Ingin rasanya ada yang menopang tubuhmu yang lemah karena sedih yang dahsyat ini, seperti dia dulu memegang badanmu yang sedang belajar berjalan.

Ingin rasanya ada di situ untuk peluk kamu, walaupun bukan itu yang kamu inginkan, karena kamu cuma ingin dia masih ada di situ.
Akan ku skip saja kalimat berbunyi 'sabar ya..' karena ku tau itu seperti menaburkan gula ke lautan madu. Percuma. Sabar, sudah pasti kau lakukan tanpa perintah siapapun, karena hanya itu yang bisa kita lakukan saat Allah menghendaki yang tak kita kehendaki.

Doa terbaik untuk Ayah-mu, semoga Allah tempatkan dia di Syurga terbaiknya. Aamiin.


*Teruntuk sahabatku yang baru saja kehilangan ayah.*

Senin, 28 Desember 2015

Mengerti Kini

Karena sering dibawa bepergian untuk ngikut kerja sejak bayi, anak-anak saya akhirnya punya tempat favorit utuk dikunjungi. Tempat itu adalah hotel.

Mungkin anak-anak lain juga sama yah. Ya, kalo dateng ke hotel bagus, siapa sih yang ngga suka? Jadi, bisa dibilang anak-anak saya girang kalo dibawa hotel karena ini adalah perasaan umum anak-anak, bukan karena sering dibawa kerja sejak bayi.

Beruntunglah saya karena pernah punya kerjaan yang menyenangkan, yang membuat saya bisa bepergian ke banyak tempat di seluruh Indonesia, tanpa harus menanggung sendiri biayanya. Lalu semenjak punya anak, kesempatan trip ini kadang sekalian dijadikan ajang libur,. Ya lumayanlah ya sambil menyelam minum air.

Satu kebahagiaan yang paling ditunggu-tunggu setiap kali kami 'liburan' adalah.. saat melihat wajah bahagia mereka tiap kali tiba di hotel. Saking bahagia-nya.. Malaki kadang lebay mengekspresikannya..

'Yeayyyy!! Hotel!!" (pake logat Inggris, bacanya hodel hihihihi)
'Momommmm, Kayi sayang banget sama Momom..'
'Mom, kita jangan pulang yah. Kayi mau bobo di hotel 90 kali..' (maksudnya ngga mau pulang-pulang)
Tentunya ungkapan-ungkapan ini diikuti sama adiknya, Mirkal.





Tak kan terlupakan wajah-wajah bahagia itu. Semoga Allah dapat terus memberikan rizki dan kemampuan kepada kita semua, agar selalu dapat membahagiakan anak-anak tercinta.

Akhirnya dari situ saya jadi berpikir tentang sulitnya menjadi orang tua. Bagaimana tidak sulit, keinginan untuk membahagiakan anak-anak ini terkadang menjerumuskan orang tua untuk berbuat hal yang dibenci Allah, yaitu korupsi. Naudzubillah.. :(

Beneran loh. Banyak alasan untuk korupsi, dan mungkin membahagiakan anak dan keluarga adalah salah satunya. Dan hal ini sering ngga disadari oleh kita. Silahkan diisi sendiri apa aja sih yang termasuk tindakan korupsi. Yang pasti, ketentuannya udah jelas ada.

Orang yang mati dalam keadaan membawa harta ghulul (korupsi), ia tidak mendapat jaminan atau terhalang masuk surga. Hal itu dapat dipahami dari sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

((مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنْ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ))

"Barangsiapa berpisah ruh dari jasadnya (mati) dalam keadaan terbebas dari tiga perkara, maka ia (dijamin) masuk surga. Yaitu kesombongan, ghulul (korupsi) dan hutang". 

HR Ahmad, no. 21291; at Tirmidzi, no. 1572; an Nasaa-i dan Ibnu Majah.

Selengkapnya bisa dibaca di  http://almanhaj.or.id/content/2673/slash/0/mewaspadai-bahaya-korupsi/

Sekarang saya jadi mengerti setelah Bapak saya pergi. Beliau minta maaf karena tak pernah bisa memberikan kemewahan pada kami, anak-anaknya. Beliau bilang di beberapa bulan sebelum pergi menghadap Sang Khalik tersebut, bahwa beliau begitu takut membawa harta haram ke rumah.
Ingin rasanya memeluknya dan berkata bahwa saya pun ingin minta maaf karena dulu selalu merasa iri pada teman-teman karena saya tak bisa menjadi keren. Lalu berterima kasih atas suri tauladan ini. Semoga kejujuran Bapak menjadi tiket tersendiri untuk masuk Jannah-Nya. Aamiin Ya Rabbal Aalamiinnn..

Semoga Allah menjauhkan kita dari godaan setan untuk membahagiakan sang buah hati dengan korupsi.

*selimutin anak-anak dengan selimut hotel yang tebal dan nyaman. kecup kening mereka satu-satu*





PS. Terima kasih Hilton Bandung. Love banget!!! 



Rabu, 23 Desember 2015

my secret identity

Pasca keluar dari band tercinta, saya pikir urusan saya dengan dunia 'gue-tau-lu-siapa' sudah selesai. Ternyata tidak.
Ternyata pertanyaan tentang karya baru tetap ada.
Ternyata pertanyaan tentang kapan manggung lagi masihjuga.
Lalu saya bilang saya sudah keluar. Saya sudah bukan siapa-siapa.
Lalu pertanyaan lain muncul. Kenapa??? Kenapa keluar segala???

Saya berusaha sabar dan memberikan informasi secukupnya. Sebisa mungkin pernyataan aman yang tidak akan memancing pertanyaan baru.

Mungkin hal ini disebabkan oleh tidak adanya pengumuman resmi dari mantan band saya ini soal keluarnya saya dari mereka. Entah apa alasannya. Mungkin teman-teman saya ini pun lelah ditanya-tanya kenapa? Atau mereka sudah melakukannya tapi saya ngga baca. Entahlah. 

Kemudian bagaimana kehidupan saya setelah jadi Manik Prajana saja? (Bukan Manik La Luna seperti 15 tahun terakhir ini)

 

Ya biasa-biasa saja. Ngga ada yang terlalu istimewa. Yang istimewa itu paling, tak ada lagi rengekan dari anak-anak tiap kali saya mau berangkat manggung. Haha!

Soal pekerjaan akan saya bahas di bab lain, karena kisahnya menakjubkan hihihi..

So, yang ingin saya ceritakan adalah.. kini saya sedang menorehkan cerita lain dalam agenda kehidupan saya. Saya tak ingin lagi dikenal sebagai Manik yang itu. Saya mau orang mengenal saya sebagai Manik yang baru walaupun saya tau itu ngga mungkin.Ada sedikit saja saya yang lama mencuat kadang-kadang. Guratan pena kisah baru ini tentunya ingin saya mulai dari 0. Sama seperti dulu saya memulai segalanya.



Banci sayembara :')





 Inilah saya dan daftar lomba nulis yang akan saya ikuti. Lomba nulis berhadiah uang, gadget, paket penerbitan buku, dan lain-lain. Hahahhah!!

Dulu saya hampir punya buku. Sebuah penerbit menawarkannya dan saya tidak meng-iyakan karena berbagai alasan. Tapi tentu saja mereka tertarik karena saya bisa menulis dan karena saya seorang vocalis yang punya massa di jamannya :D
Sekarang saya bukan siapa-siapa, dan mau berjuang sendiri seperti yang lain demi impian lama. Jadi penulis.

Iyah nanti. Sekarang jadi 'pemburu hadiah' dulu :p



Mari Tidur,


Manik Prajana



PS. Yuk atuh di like tulisan saya nya yah, teman-teman. Lomba menulis Hari Ibu yang diselenggarakan oleh www.emakpintar.com, dan ini lah tulisan saya..
http://emakpintar.asia/news_motion/?id=1204&s=1 :D

Jazakallah khairan katsiran.